Jelaskan tentang:
-
Physical
layer
-
Adsl
-
Sdsl
-
Wifi
- Hal-hal
yang dapat mempengaruhi sinyal wifi
-
Setting
ip adress
1. PHYSICAL LAYER
Physical
layer merupakan sebuah layer OSI pada jaringan komputer yang terletak paling bawah dan physical layer
bertugas untuk mendefinisikan media transmisi jaringan ke media fisik atau yang
berhubungan dengan perangkat-perangkat fisik serta membawa sinyal ke layer yang
lebih tinggi.
Lapisan
ini juga berhubungan dengan masalah listrik, menjaga, mengaktifkan, dan
menonaktif hubungan fisik. Lapisan ini juga berhubungan dengan tingkat voltase,
waktu perubahan voltase, karakter, jarak transmisi, konektor fisik dan yang
lainnya.
Perangkat yang
beroperasi atau yang berhubungan dengan Physical layer tersebut adalah
repeater, hub, network adapter, dan host bus adapter yang digunakan di storage
area network.
Physical
layer digunakan untuk mendefinisikan media transmisi jaringan dimana physical
layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain
yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim
data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula,
dan bukan 0 bit.
Lapisan
ini juga berhubungan dengan masalah listrik, prosedural, mengaktifkan, menjaga,
dan menonaktifkan hubungan fisik. Lapisan ini juga berhubungan dengan tingkatan
karakter voltase, waktu perubahan voltase, jarak maksimal transmisi, konektor
fisik, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan fisik. Perangkat yang
beroperasi di layer ini adalah hub, repeater, network adapter/network interface
card, dan host bus adapter (digunakan di storage area network). Fungsi Physical
Layer
1.
Memindahkan bit
antar devices.
2.
Spesifikasinya
berupa voltase, wire, speed, pin pada kabel.
3.
Mengirim bit dan
menerima bit.
4.
Berkomunikasi
langsung dengan jenis media transmisi.
5.
Representasi bit
ini tergantung dari media dan protocol yang digunakan
6.
Menggunakan
frekuensi radio
7.
State transition:
perubahan tegangan listrik dari rendah ke tinggi dan sebaliknya
8.
Menentukan
kebutuhan listrik, mekanis, prosedural dan fungsional, mempertahankan dan
menonaktifkan hubungan fisik antarsistem.
OSI
(open system interconetion) merupakan kumpulan layer-layer yang tidak saling
bergantung namun saling berkaitan dengan yang lain. Karena setiap layer
memiliki fungsi dan tugas yang berbeda dan saling mengisi satu dengan yang
lain. Dimana semua layer berfungsi dan dipergunakan jika salah satu layer tidak
digunakan maka tidak akan terbentuk jaringan. Adapun komponen pada 7 osi layer
terdiri dari:
1.
Application layer
2.
Presentation
layer
3.
Session layer
4.
Transport layer
5.
Network layer
6.
Data link layer
7.
Physical layer
Fungsi
Masing-Masing Layer beserta Protokol dan Perangkatnya, Dari ke Tujuh Layer
tersebut juga mempunyai Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing, yaitu :
1.
Physical
Layer: Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode
pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, topologi jaringan dan
pengabelan. Adapun perangkat-perangkat yang dapat dihubungkan dengan Physical
layer adalah NIC (Network Interface Card) berikut dengan Kabel – kabelnya
2.
DataLink
Layer: Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit
data dikelompokkan menjadi format
yangdisebut sebagai frame. Pada Layer ini terjadi koreksi
kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti Halnya MAC
Address, dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti HUB,
Bridge, Repeater, dan Switch layer 2 (Switch un-manage) beroperasi. Spesifikasi
IEEE 802, membagi Layer ini menjadi dua Layer anak, yaitu lapisan Logical Link
Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
3.
Network Layer:
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk
paket-paket, dan kemudian melakukan routing
melalui internetworking dengan menggunakan Router dan Switch layer-3 (Switch
Manage).
4.
Transport Layer:
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor
urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan
setelah diterima. Selain itu, pada layer ini juga membuat sebuah tanda
bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang
terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
5.
Session
Layer: Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,
dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di layer ini juga dilakukan resolusi
nama.
6.
Presentation
Layer: Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan
oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.
Protokol yang berada dalam Layer ini adalah perangkat lunak
redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam
Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC)
atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
7.
Application
Layer: Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas
jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian
membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam layer ini
adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
OSI
sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini
disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer
model). Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat
tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum
jaringan komputer untuk menunjang interoperabilitas antar pemasok yang berbeda.
Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak
adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling
berkomunikasi.
Model
referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada
kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh
beberapa faktor berikut:
1.
Standar model
referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi
DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet
Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah
model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
2.
Model referensi
ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi
connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow
control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
3.
Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia
nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.
2.
ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)
Sebelum
ADSL, kita sudah terlebih dulu mengenal sistem yang disebut dial-up. Sistem ini menggunakan sambungan kabel telepon
sebagai jaringan penghubung dengan Internet
Service Provider (ISP). Namun dalam
penggunaannya, dial-up memiliki beberapa kekurangan. Seperti
rendahnya kecepatan dalam mengakses Internet, terlebih di jam-jam tertentu yang
merupakan waktu sibuk atau office hour. Selain itu, karena menggunakan
sambungan telepon, kita tidak bisa menggunakan telepon bila sedang melakukan
koneksi Internet. Penggunaan sambungan telepon juga memungkinkan tingginya
tingkat gangguan atau noise bila sedang menggunakan Internet. Kekurangan
lainnya adalah sistem penghitungan dial-up yang masih berdasarkan waktu dan
masih dirasakan sangat mahal.
ADSL
sendiri merupakan salah satu dari beberapa jenis DSL, disamping SDSL, GHDSL, IDSL, VDSL, dan HDSL. DSL merupakan teknologi akses Internet
menggunakan kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi suntikan
atau injection technology yang
membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data dalam jumlah besar. DSL
sendiri dapat tersedia berkat adanya sebuah perangkat yang disebut DSLAM (DSL Acces Multiplexter). Untuk mencapai tingkat kecepatan yang tinggi, DSL
menggunakan sinyal frekuensi hingga 1 MHz. Lain halnya untuk ADSL, sinyal
frekuensi yang dipakai hanya berkisar antara 20 KHz sampai 1
MHz. Sementara untuk penggunaan ADSL di Indonesia dengan program Telkom Speedy,
kecepatan yang ditawarkan berkisar antara 1024 kbps untuk downstream dan 128
kbps untuk upstream. Kecepatan
downstream inilah yang menjadikan ADSL lebih cocok untuk kalangan rumah tangga.
Karena pada kalangan rumah tangga umumnya lebih banyak kegiatan menerima,
dibandingkan kegiatan mengirim. Seperti mendownload data, gambar, musik,
ataupun video.
ADSL adalah
kependekan dari Asymmetric Digital Subscriber Line, sebuah teknologi yang
memungkinan data kecepatan tinggi dikirim melalui kabel
telepon. ADSL memungkinkan untuk menerima data sampai kecepatan
1.5-9Mbps (kecepatan downstream) dan mengirim data pada kecepatan 16-640Kbps
(kecepatan upstream).
ADSL membagi frekuensi dari
sambungan yang digunakan dengan asumsi sebagian besar pengguna Internet akan
lebih banyak mengambil (download) data dari Internet dari pada
mengirim (upload) ke Internet. Oleh karena itu, kecepatan data dari Internet biasa
sekitar tiga sampai empat kali kecepatan ke Internet. Karena kecepatan
upstream dan downstream tidak sama digunakan istilah Asymmetric.
ADSL
(Asymmetric Digital Subscriber Line) adalah teknologi koneksi internet yang
menggunakan infrastruktur dari perusahaan telepon sekaligus merupakan teknologi
koneksi internet yang paling populer dan banyak digunakan. Ada beberapa tipe
koneksi DSL seperti VDSL dan ADSL, namun ADSL adalah yang paling banyak
digunakan dibanyak negara termasuk Indonesia.
ADSL
sendiri merupakan salah satu anggota dari “DSL Family”. Teknologi x-DSL sendiri
mempunyai berbagai macam variasi, yaitu:
1.
Asymmetrical
Digital Subscriber Line (ADSL)
2.
Consumer Digital
Subscriber Line (CDSL)
3.
ISDN-Digital
Subscriber Line (IDSL)
4.
High bit rate
Digital Subscriber Line (HDSL)
5.
Single High Speed
DSL (SHDSL)
6.
Rate-adaptive
Digital Subscriber Line (RADSL)
7.
Very High
bit-rate Digital Subscriber Line (VDSL)
8.
Single or Symmetric
Digital Subscriber Line (SDSL)
ADSL
sendiri memiliki bermacam-macam jenis dengan kecepatan, jenis router, USB dan
perangkat lain yang ada di dalamnya. Misalnya ada yang dapat dipakai untuk dua
komputer dengan menggunakan sambungan USB, tapi ada juga yang dapat digunakan
untuk empat komputer dengan koneksi LAN Ethernet. penting lain yang dimiliki
oleh modem ADSL adalah adanya lampu indikator yang berguna mengetahui jalannya
proses koneksi yang terjadi.
Umumnya
lampu yang ada pada modem ADSL adalah lampu PPP, Power, DSL. Ada juga lampu
tambahan bila kita menggunakan koneksi Ethernet dan USB.Dari tiga
lampu indikator yang ada pada modem, yang terpenting adalah lampu PPP dan DSL.
Di mana lampu DSL menunjukkan koneksi sudah terhubung dengan baik pada line.
Sementara lampu PPP menunjukkan adanya arus data ketika seseorang melakukan
browsing. Setelah perangkat lengkap, hal yang penting dalam penggunaan ADSL di
Indonesia adalah penggunaan IP modem dan password. Hal ini digunakan untuk
melindungi penggunaan layanan bagi konsumen yang diberikan oleh provider. IP
yang kita miliki akan menjadi gerbang untuk memasuki jaringan. Jika kita
merubah password untuk login, maka kita perlu memasukkan kembali sesuai
perubahan yang dilakukan. Bila seluruh proses ini berhasil dilalui, maka
selanjutnya kita sudah dapat berkoneksi Internet dengan ADSL.
Kelebihan Dan
Kekurangan ADSL
Beberapa
kelebihan ADSL, diantaranya yaitu:
a.
Memiliki
pembagian frekwensi menjadi 2 (dua) macam diantaranya frekwensi tinggi
untuk menghantarakna data dan frekwensi rendah untuk menghantarkan suara maupun
fax.
b.
Untuk di
Indonesia pelanggan yang menggunakan Spidiy, maka ADSL membuat kegiatan
ber-Internet menjadi lebih hemat. Sehingga dapat melakukan akses internet tanpa
mengkhawatirkan tagihan yang terlalu mahal.
c.
Layanan
komunikasi antara data dan suara diberikan melalui 2 (dua) kanal yang memang
terpisah akan tetapi tetap pada satu kabel yang sama.
d.
Koneksi
ADSL selalu tersambung dengan internet setiap saat dan telepon tetap dapat
digunakan kapan saja.
e.
Dan kecepatan
internet yang selalu stabil.
Beberapa
kekuranga ADSL, diantaranya yaitu:
a.
Jarak dapat
berpengaruh pada kecepatan pengiriman data. Semakin jauh jarak antara modem
dengan komputer atau saluran telepon dengan gardu telepon, maka akan
berpengaruh pada kecepatan dalam menakses internet.
b.
Adanya load
coils yang digunakan untuk memberi layanan ke plosok-plosok daerah,
sehingga load coils akan menggeser frekwensi suara ke frekwensi yang
biasanya digunakan ADSL. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya interfensi
maupun ketidak cocokan jalur pada ADSL.
c.
Adanya bridge
tap yang merupakan kabel tidak berada pada jalur langsung antara pelanggan
dengan CO. Jadi bridge tap dapat menimbulkan noise yang nantinya
dapat mengganggu kinerja dari ADSL.
d.
Kaerena seiring
berkembangnya jaman penggunaan kabel fiber optik pada saluran telepon digital
sudah mulai digunakan. Hal ini tidak sesuai dengan sistem teknologi ADSL yang
masih menggunakan saluran analog (kabel tembaga), sehingga pada saat ini masih
cukup sulit mengirimkan sinyal melalaui kabel fiber optik.
e.
Kecepatan koneksi
modem ADSL hingga saat ini masih sangat tergantung dengan tiang telepon atau
DSLAM dan tidak semua sistem operasi komputer dapat menggunakan ADSL.
3.
SDSL (Symmetric Digital Subscriber Line)
Symmetric
Digital Subscriber Line adalah layanan akses Internet kecepatan tinggi
dengan pencocokan upstream dan downstream kecepatan data. Artinya, data dapat
dikirim ke Internet dari mesin klien atau diterima dari Internet dengan
ketersediaan bandwidth yang sama di kedua arah. Dari fitur ini kita bisa tahu
bahwa layanan ini sangat baik dari segi kecepatan.
Biasanya,
layanan DSL adalah asimetris (ADSL), dengan sebagian besar bandwidth yang
disediakan untuk menerima data, tidak mengirimnya. Layanan SDSL biasanya
digunakan oleh perusahaan dengan kehadiran kebutuhan Web, VPN, extranet atau
intranet. Dalam kasus ini client server mungkin diperlukan untuk meng-upload
sejumlah besar data ke Internet secara teratur. ADSL akan lambat dan tidak
memadai untuk tujuan ini, karena bandwidth yang tersedia untuk upload biasanya
kurang dari 1 megabit per detik (mbps). Bandwidth yang SDSL bisa setinggi 7
mbps di kedua arah.
SDSL
menggunakan frekuensi digital dalam perjalanan lintas telepon untuk
mengirim dan menerima data. Bila menggunakan saluran telepon untuk SDSL,
line telepon dan faks harus dihentikan. Oleh karena itu line khusus, atau
tambahan diperlukan untuk layanan SDSL. Ini berbeda dari ADSL, yang
“menyisakan ruang” untuk kedua peralatan telepon analog standar dan sinyal
digital, sehingga seseorang dapat berbicara di telepon atau menggunakan
mesin fax saat online.
Layanan
SDSL adalah layanan “always on”, yang berarti bahwa komputer ini aktif
terhubung ke Internet. Jika komputer aktif, koneksi internet akan terus aktif.
SDSL memerlukan layanan modem SDSL, biasanya diberikan oleh penyedia layanan
Internet. Modem SDSL kemungkinan akan membutuhkan same-vendor peralatan di
LAN, DSL atau chipset.
1.
Kelebihan SDSL
a.
Bandwidth yang disalurkan simetrik
dalam arti kecepatan upload dan download sama sesuai paket layanan yang
pelanggan pilih sebelumnya.
b.
Delay rendah.
c.
Tidak bergantung dan tidak mengganggu
pada saluran telepon yang ada.
2.
Kekurangan SDSL
a.
Jika tidak menggunakan sistem anti
petir (grounding) yang baik maka akan boros modem (terkena petir terus).
b.
Kabel diputus orang lain.
c.
Modemnya lebih mahal dari modem ADSL.
d.
Hanya dapat digunakan pada saluran
sepanjang 10 kft.
layanan
DSL adalah asimetris (ADSL), dengan sebagian besar bandwidth yang disediakan
untuk menerima data, tidak mengirimnya. Layanan SDSL biasanya digunakan oleh
perusahaan dengan kehadiran kebutuhan Web, VPN, extranet atau intranet. Dalam
kasus ini client server mungkin diperlukan untuk meng-upload sejumlah besar
data ke Internet secara teratur. ADSL akan lambat dan tidak memadai untuk
tujuan ini, karena bandwidth yang tersedia untuk upload biasanya kurang dari 1
megabit per detik (mbps). Bandwidth yang SDSL bisa setinggi 7 mbps di kedua
arah.
Sebuah
penawaran penyedia layanan SDSL menawarkan nilai yang berbeda untuk berbagai
harga. Semakin cepat laju data, semakin mahal harga layanannya. Biasanya,
kontrak jangka panjang yang diperlukan untuk layanan SDSL terlepas dari kelas
yang dipilih.
4. WIFI (Wireless
Fidelity)
Wi-Fi
merupakan kependekan dari “Wireless Fidelity”, memiliki pengertian yaitu
sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local
Area Networks – WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar
terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang
dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan
mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya. Awalnya
Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Local (LAN),
namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini
memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card)
atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan
menggunakan access point (hotspot) terdekat. Spesifikasi Wi-Fi
dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi
dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, and 802.11n. Spesifikasi b merupakan
produk pertama Wi-Fi. Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh
Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal.
Secara
spesifik, proses sertifikasi memerlukan pemenuhan standar radio IEEE 802.11,
standdar keamanan WPA
dan WPA2, dan standar
autentikasi EAP. Sertifikasi opsionalnya meliputi pengujian standar draf IEEE 802.11,
interaksi dengan teknologi telepon seluler pada peralatan konvergen, dan
fitur-fitur keamanan, multimedia, dan penghematan tenaga.
Tidak
semua peralatan Wi-Fi dikirim untuk mendapatkan sertifikasi. Kurangnya
sertifikasi Wi-Fi tidak berarti bahwa sebuah alat tidak kompatibel dengan alat
Wi-Fi lainnya. Jika alat tersebut memenuhi syarat atau setengah kompatibel,
Wi-Fi Alliance tidak perlu berkomentar terhadap penyebutannya sebagai sebuah
alat Wi-Fi, meskipun secara teknis hanya alat yang bersertifikasi yang
disetujui. Istilah seperti Super Wi-Fi, yang
dicetuskan oleh Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS untuk mendeskripsikan rencana jaringan
pita TV UHF di Amerika Serikat, dapat disetujui atau tidak.
Di
banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak
diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi
Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh
sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.Versi Wi-Fi yang
paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g)
beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan
operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:
1.
Channel 1 – 2,412
MHz;
2. Channel 2 – 2,417 MHz;
3. Channel 3 – 2,422 MHz;
4. Channel 4 – 2,427 MHz;
5. Channel 5 – 2,432 MHz;
6. Channel 6 – 2,437 MHz;
7. Channel 7 – 2,442 MHz;
8. Channel 8 – 2,447 MHz;
9. Channel 9 – 2,452 MHz;
10. Channel 10 – 2,457 MHz;
11. Channel 11 – 2,462 MHz.
Secara
teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan
informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLANs (wireless local area
network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah nama dagang (certification) yang diberikan
pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (Internet) yang bekerja di jaringan
WLANs dan sudah memenuhi kualitas interoperability yang dipersyaratkan.
Teknologi
Internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika
Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers
(IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan
802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN,
tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).
Karena
perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang
digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM
(Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar
teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut
Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Perancangan
teknologi Wi-Fi didasari pada peraturan spesifikasi IEEE 802.11 yang hingga
saat terdiri dari empat variasi dari 802.11, yang adalah:
1. 802.11a
2. 802.11b
3. 802.11g
4. 802.11n
Variasi spesifikasi
di atas memiliki kemampuan yang berbeda-beda terutama pada segi kecepatan akses
data. Perlu diketahui variasi spesifikasi Wi-Fi g dan n merupakan yang terbaru
diaplikasikan pada perangkat pertama kali pada tahun 2005. Berikut ini kami
sertakan tabel dari variasi Wi-Fi beserta masing-masing kemampuannya.
Spesifikasi
Kecepatan Frekuensi Band
Kompatibilitas
802.11b
11 Mb/s 2.4 GHz
B
802.11a
54 Mb/s 5 GHz
A
802.11g
54 Mb/s 2.4 GHz
b,g
802.11n
100 MB/s 2.4 GHz
b,g,a
Secara teknis
operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan
informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN. Bisa dikatakan pula
bahwa Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada
sebuah perangkat telekomunikasi dan internet yang dapat bekerja pada jaringan
WLAN dan telah memenuhi kualitas dan memenuhi semua persyaratan yang berlaku.
Kelebihan teknologi
wireless :
1.
Mobilitas, bisa
digunakan kapan sajadan kemampuan akses data pada jaringan wireless itu real
time, selama masih di area hotspot.
2.
Kecepatan
Instalasi, proses pemasangan cepatdan tidak perlu menggunakan kabel.
3.
Fleksibilitas
Tempat, bisa menjangkau tempat yang tidak mungkin dijangkau kabel.
4.
Jangkauan luas.
5.
Biaya
pemeliharannya murah (hanya mencakup stasiun bukan seperti pada jaringan kabel
yang mencakup keseluruhan kabel).
6.
Infrastrukturnya
berdimensi kecil.
7.
Mudah
dikembangkan.
8.
Mudah & murah
untuk direlokasi dan mendukung portabelitas.
Kelemahan teknologi
wireless :
1.
Transmit data
kecil, sedangkan jika menggunakan kabel akan lebih cepat.
2.
Alatnya cukup
mahal.
3.
Mudah terjadi
gangguan antara pengguna yang lain (Interferensi Gelombang).
4.
Kapasitas
jaringan terbatas.
5.
Keamanan data
kurang terjamin.
6.
Intermittence
(sinyal putus-putus)
7.
Mengalami gejala
yang disebut multipath yaitu propagasi radio dari pengirim ke penerima melalui
banyak jalur yang LOS.
8.
Mempunyai latency
yang cukup besar dibandingkan dengan media transmisi kabel.
5.
HAL-HAL YANG MEMPERNGARUHI SINYAL WIFI
WI-FI
pada prinsip kerjanya, adalah sambungan 'face to face' yang dapat bekerja
maksimal tanpa adanya penghalang. Apabila ada penghalang setipis apapun itu
juga termasuk salah satu sebab yang mempengaruhi kualitas tangkapan signal
maupun segi transfer data-nya. Lalu apa saja yang umum diketahui tentang
penghalang signal wifi itu sendiri ? , agar nanti para pengguna smartphone
android khususnya dan pengguna gadget lainnya dapat mengambil pelajaran tentang
cara kerja dan penghalang kekuatan signal wifi supaya dapat mengakses jaringan
dengan lancar dan nyaman. Adapun hal – hal yang dapet mempengaruhi sambungan
WIFI sebagai berikut:
1.
Tembok, Mengapa
tembok menjadi nomor 1 dalam pembahasan penghalang signal wifi ?, Sudah tidak
dipungkiri bahwa bangunan masyarakat sekarang ini bukanlah terbuat dari anyaman
bambu seperti jaman dahulu. Dimana Tembok dan bangunan bertingkat dari campuran
semen menjadi suatu yang tidak dapat dihindari. Para pengguna wifi dengan
jangkauan 2 meter -pun akan merasakan penurunan kualitas bila ada tembok
menghalangi antara kedua perangkat ( perangkat pemancar wifi ( hotspot ) dan
perangkat penerima wifi ). Semakin tebal tembok semakin memperlemah signal dan
transfer datanya. Jadi apabila pengguna wifi atau penerima signal hotspot
merasa sinyal-nya turun walau ada di suatu area yang berdekatan silahkan
dilihat dahulu berapa jumlah baris tembok yang menghalangi. semakin banyak
sekat tembok maka semakin lemah pula daya tangkap signal.
2.
Hujan, Mengapa
hujan bisa menyebabkan melemahnya signal tangkapan wifi ?. Logikanya seperti
ini, Bila ponsel anda emangkap signal dari jarak 20 meter umpamanya, dan ketika
itu ada hujan dengan curah air yang lebat maka hujan tersebut akan menjadi
perisai antara anda dan pemancar wifi. Semakin lebat hujan semakin memperlemah
tangkapan signalnya.
3.
Benda yang
bergerak. Maksudnya disini bila anda berada di area tertentu seperti di luar
ruangan dan anda mendapat signal lurus dari seberang jalan rumah anda tentu
akan ada kendaraan yang lalu lalang menjadi penghalang. Walau kendaraan
tersebut tidak berhenti tepat di depan anda dan berjalan sebagaimana mestinya,
namun kendaraan tersebut seperti mobil, truk ataupun lainnya akan tetap menjadi
penghambat signal wifi. semakin padat dan merayap kendaraan sebagai penghalang
maka semakin tidak stabil pula sinyal wifi yang anda dapatkan.
4.
Pepohonan, Pohon
sebagaimana penghalang lainnya juga luput dari perhatian penghalang signal
wifi. Padahal semakin rimbun dan besar Pepohonan yang menjadi penengah antara
anda dan pemancar signal wifi ( hotspot ) maka semakin tinggi pula kemungkinan
penurunan signal wifi pada ponsel anda.
5.
Penempatan
perangkat Access Point, Perangkat Access Point (AP) adalah perangkat yang
berfungsi untuk memancarkan dan menerima gelombang radio.Penempatan perangkat
AP sangat menentukan kualitas jaringan Wi-Fi. Perangkat AP harus diletakkan di
posisi yang tepat sehingga dapat memberikan kualitas sinyal radio yang baik
untuk semua perangkat penerima baik smartphone ataupun komputer.
6.
Jumlah pengguna, Banyaknya
pengguna sangat mempengaruhi kualitas jaringan Wi-Fi. Jumlah pengguna
ditentukan bukan hanya dari jumlah orang yang menggunakan jaringan Wi-Fi,
tetapi ditentukan dari banyaknya jumlah perangkat penerima yang menggunakan
jaringan tersebut. Asumsi umum yang digunakan dalam perhitungan jumlah pengguna
adalah satu orang biasanya menggunakan dua buah perangkat penerima, yaitu satu
smartphone dan satu komputer. Dengan mengetahui jumlah pengguna secara tepat,
kita dapat melakukan pemilihan perangkat jaringan yang sesuai sehingga kualitas
jaringan yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan seluruh pengguna.
7.
Jenis aplikasi
yang digunakan, Faktor lain yang mempengaruhi kualitas jaringan Wi-Fi adalah
jenis aplikasi yang digunakan. Secara umum, aplikasi yang digunakan dapat
dibedakan menjadi 4 (empat) tipe, yaitu suara (voice call), video (video call),
best effort (aplikasi lain selain suara dan video), dan aplikasi background
(aplikasi lain yang tidak memerlukan pertukaran data yang cepat, misalnya email
atau file download). Dengan mengetahui jenis aplikasi yang digunakan, kita
dapat memperhitungkan dengan tepat kebutuhan bandwidth yang optimal untuk
jaringan tersebut. Penggunaan bandwidth yang optimal akan memberikan kualitas
jaringan Wi-Fi yang baik kepada seluruh pengguna sesuai dengan kebutuhan
masing-masing.
8.
Jarak, Tentu hal
ini sudah sangat jelas sekali. Jarak antara pemancar sinyal wi-fi dan penerima
sangat akan menentukan kualitasnya. Semakin dekat maka akan semakin kuat, dan
sebaliknya jika antara kedua perangkat (Wi-fi access point dan Wi-fi client)
berada pada jarak yang berjauhan maka sinyal akan semakin lemah.
9.
Kekuatan sinyal
pemancar, Dari sisi pemancar juga perlu diperhatikan. Karena besarnya daya
pancar yang dihasilkan dari antenna akan sangat berpengaruh pada sisi
penerimanya. Sejatinya kekuatan sinyal akan semakin berkurang ketika sampai
pada penerimanya. Faktor interferensi dan jarak adalah penyebab utamanya. Jadi,
semakin kuat sinyal yang dipancarkan oleh sebuah access point, maka akan
semakin besar sinyal yang diterima oleh penerima (wi-fi client).
10. Receive sensitivity, Dalam hal ini, penerima juga
memiliki peran yang sangat berpengaruh. Sebab kemampuan penerima (receiver)
akan menentukan kualitas sinyal yang diterima. Kemampuan itu ditentukan oleh
batas minimal
sinyal yang bisa diterima oleh penerima dari pemancar. Semakin kecil
batas minimal sinyal yang bisa diterima semakin bagus kualitas sinyal
yang ditangkap. Receive sensitivity bisa juga diartikan sebagai batas terkecil dari kuat sinyal yang mampu diterima oleh suatu perangkat wi-fi.
sinyal yang bisa diterima oleh penerima dari pemancar. Semakin kecil
batas minimal sinyal yang bisa diterima semakin bagus kualitas sinyal
yang ditangkap. Receive sensitivity bisa juga diartikan sebagai batas terkecil dari kuat sinyal yang mampu diterima oleh suatu perangkat wi-fi.
11. Interferensi (gangguan sinyal), Interferensi ini
sering terjadi karena penggunaan channel frequency yang sama oleh dua bahkan
lebih perangkat wi-fi, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan gangguan atau
hambatan terhadap satu sama lainnya. Jadi, yang perlu diingat adalah jika ada
dua access point pastikan keduanya itu beroperasi pada channel yang berbeda.
12. LOS (Line of Sight), LOS merupakan sebuah kondisi
dimana pada area yang berupa garis lurus antara pemancar sinyal dan penerima
tidak terhalang oleh benda atau sesuatu apapun. Kesempatan mendapat sinyal yang
kuat bisa kita dapat jika penghalang atara kedua perangkat masih berukuran
kecil, bahkan tidak ada sama sekali (ini lebih baik). Jenis material yang
menghalangi juga sangat menentukan.
Sumber: http://www.pintarkomputer.com/5-faktor-yang-dapat-menentukan-kuat-lemahnya-sinyal-wireless-wi-fi/
13. Jenis Antena, Antena yang mempunyai sudut pancar lebih
sempit akan mempunyai kualitas sinyal yang lebih baik, misalnya antena omni
dibandingkan dengan antena sectoral, tentu sinyal dari antena sectoral akan
lebih baik. begitu juga antena directional akan labih baik dari sectoral. antena
omni akan memancarkan sinyal ke segala arah, tetapi menerima interferensi dari
segala arah juga. sudut pancar suatu antena dipandang dari dua sisi, yaitu
vertical beamwidth (v-beam) dan horizontal beamwidth (h-beam) semakin besar
gain suatu antena, maka beamwidth akan semakin sempit. antena omni 3 db v-beam
nya akan jauh lebih besar daripada antena dg gain 15db. sehingga jika kita
bandingkan antena 3 db dengan antena 15db dalam 1 tower, kemudian kita pantau
sinyalnya dari bawah tower, maka sinyal akan lebih besar antena 3 db. tetapi
jangkauan terjauhnya masih lebih baik antena yg 15db
14. Radio AP, Radio AP datang dari berbagai merk dan
model. tentu mempunyai kualitas yang berbeda-beda pula. Kualitas Ap ini juga
berbeda-beda walupun satu merk dan satu model. Misalnya jika kita membeli
selusin AP dgn merk/model yang sama, kemudian kita lakukan test satu per satu,
hasilnya juga kemungkinan besar berbeda-beda. ada yang sangat bagus ada yang
kurang, dan ada juga yang buruk, jika dilihat dari sinyal dang dipancarkan (TX)
dan sensitifitas penerimaannya (RX)
Ada beberapa type ap yang hanya bagus di sinyal keluaran / TX, tapi kurang peka/ budeg di sisi penerimaan. Ada AP yang hanya bagus digunakan untuk koneksi point-to-point, tapi kurang bagus untuk koneksi multi client.
Ada beberapa type ap yang hanya bagus di sinyal keluaran / TX, tapi kurang peka/ budeg di sisi penerimaan. Ada AP yang hanya bagus digunakan untuk koneksi point-to-point, tapi kurang bagus untuk koneksi multi client.
15. Interferensi Frekuensi, Interferensi terkait
penggunaan channel, yang erat kaitannya dengan channel width jika kita menggunakan
channel witdh 5MHz, maka kita akan mempunyai 11 channel yang tidak saling
interferensi. tapi jika kita memakai channel width 20MHz, maka untuk country
Indonesia, hanya ada 3 channel yang tidak saling interferensi, yaitu Ch1, Ch6,
dan Ch11 Interferensi di suatu lokasi, jika dilihat dari jenis polarisasinya
akan mempunyai tingkatan yang berbeda. Ambil suatu kasus dimana suatu lokasi
disitu sudah banyak yang memakai antena dengan polarisasi horizontal, maka
intensitas inteferensi horizontal lebih tinggi daripada vertical. jika kita
memaksakan kita memakai polarisasi horizontal, yang terjadi sinyal akan saling
mengganggu/intereferensi. pada kasus seperti ini kita sebaiknya menggunakan
polarisasi vertical, begitu juga pada sebaliknya.
6.
SETTING IP ADRESS
IP
Adress merupakan deretan bilangan biner di antara 32 bit hingga 128 bit yang
dipakai sebagai media untuk mengidentifikasi untuk setiap perangkat komputer
yang terhubung pada jaringan komputer (intranet / internet). Bilangan biner 32
bit dipakai untuk setiap IP Address versi IPv4, sedangkan bilangan biner 128
bit digunakan untuk setiap versi IP Address IPv6. IP Address nantinya akan
berguna sebagai data identifikasi setiap device (komputer dan perangkat
lainnya) yang terhubung ke jaringan komputer yang memanfaatkan internet
protocol sebagai media penghubungnya.
Fungsi IP Address, beberapa
fungsi dasar dari sebuah IP Address, yaitu :
1.
Alat Identifikasi
Host atau antar muka pada jaringan komputer
Fungsi IP Address yang pertama adalah sebagai alat
identifikasi host ataupun antar muka jaringan komputer. Jika diilustrasikan
seperti kehidupan nyata, maka IP Address berfungsi sebagai nama ataupun
identitas seseorang. Dalam hal ini, seperti halnya nama, setiap komputer
memiliki IP Address yang unik da berbeda antara datu dengan yang lainnya (yang
terkoneksi pada satu jaringan komputer).
2.
Alamat Lokasi
Jaringan
Fungsi IP Address yang kedua adalah sebagai penunjuk
alamat lokasi jaringan. Jika kita ilustrasikan kembali dalam kehidupan nyata,
maka IP address dapat diilustrasikan sebagai penunjukkan alamat rumah tempat
tinggal seseorang. IP Address akan menunjukkan lokasi keberadaan sebuah
komputer, berasal dari daerah mana, ataupun negara mana. Dalam hal ini, seperti
halnya dalam kehidupan nyata, ada rute / jalan yang harus ditempuh agar data
yang diinginkan bisa sampai ke komputer yang ingin dituju.
IP juga
didesain untuk dapat melewati berbagai media komunikasi yang memiliki karakteristik
dan kecepatan yang berbeda-beda. Setiap paket IP membawa data yang
terbagi dalam beberapa bagian Yaitu :
1.
Version Adalah
versi dari protokol IP yang dipakai.
2.
Header
Length berisi panjang dari header paket IP dalam hitungan 32 bit word.
3.
Type of
Service berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi cara penanganan
paket IP.
4.
Total length Of
Datagram adalah panjang IP datagram total dalam ukuran byte.
5.
Identification,
Flags, dan Fragment Off set berisikan data yang berhubungan
fragmentasi paket.
6.
Time to
Live berisi jumlah router/hop maksimal yang dilewati paket IP (datagram).
Nilai maksimum.
7.
field ini
adalah 255. Setiap kali paket IP lewat satu router, isi dari field ini
dikurangi satu. Jika TTL telah habis dan paket tetap belum sampai
ke tujuan, paket ini akan dibuang dan router terakhir akan mengirimkan paket
ICMP time exceeded. Hal ini dilakukan untuk mencegah paket IP terus menerus
berada dalam network.
8.
Protocol mengandung
angka yang mengidentifikasikan protokol layer atas pengguna isi data dari paket
IP ini.
9.
Header
Checksum berisi nilai checksum yang dihitung dari jumlah seluruh field
dari header paket IP. Sebelum dikirimkan, protokol IP terlebih dahulu
menghitung checksum dari header paket IP tersebut untuk nantinya dihitung
kembali di sisi penerima. Jika terjadi perbedaan, maka paket ini dianggap rusak
dan dibuang.
10. Source Address dan Destination, Address isi
dari masing-masing field ini cukup jelas, yakni alamat pengirim dan alamat
penerima dari datagram. Masing-masing field terdiri dari 32 bit, sesuai
panjang IP Address yang digunakan dalam Internet. Destination address
merupakan field yang akan dibaca oleh setiap router untuk menentukan kemana
paket IP tersebut akan diteruskan untuk mencapai destination address tersebut.
Kelas – Kelas pada IP Adress
1.
KELAS A ,
pada kelas A 8 bit pertama adalah network Id, dan 24 bit selanjutnya adalah
host Id,kelas A meiliki network Id dari 0 sampai 127.
2.
KELAS B ,
pada kelas B 16 bit pertama adalah network Id, dan 16 bit selanjutnya adalah
host Id, kelas B memiliki network id dari 128 sampai 191
3.
KELAS C, pada
kelas C 24 bit pertama adalah network Id, dan 8 bit selanjutnya adalah host Id,
kelas C memiliki network id dari 192 sampai 223
4.
KELAS D, IP kelas
D digunakan untuk multicasting, yaitu penggunaan aplikasi secara bersama-sama
oleh beberapa komputer, dan IP yang bisa digunakan adalah 224.0.0.0 –
239.255.255.255
5.
KELAS E,
memiliki range dari 240.0.0.0 – 254.255.255.255, IP ini digunakan untuk
eksperimen yang dipersiapkan untuk penggunaan IP address di masa yang akan
datang.
Berikut
adalah jenis – jenis dari IP Adress:
1.
IP versi 4 (IPv4)
Internet protocol version 4 atau IPv4 terdiri dari
32-bit dan bisa menampung lebih dari 4.294.967.296 host di seluruh dunia.
Sebagai contoh yaitu 172.146.80.100, jika host di seluruh dunia melebihi angka
4.294.967.296 maka dibuatlah IPv6.
2.
IP versi 6 (IPv6)
IPv6 diciptakan untuk menjawab kekhawatiran akan
kemampuan IPv4 yang hanya menggunakan 32 bit untuk menampung IP Address di
seluruh dunia, semakin banyaknya pengguna jaringan internet dari hari ke hari
di seluruh dunia IPv4 dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum yang
dapat ditampungnya, untuk itulah IPv6 versi 128 bit diciptakan.
Dengan
kemampuanya yang jauh lebih besar dari IPv4 dinilai akan mampu menyediakan IP
Address pada seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia yang semakin
hari semakin banyak. Internet protocol versi 6 atau IPv6 ini terdiri dari 128
bit. IP ini 4 kali dari IPv4, tetapi jumlah host yang bisa ditampung bukan 4
kali dari 4.294.967.296 melainkan 4.294.967.296 pangkat 4, jadi hasilnya 340. 282.
366. 920. 938. 463. 463. 374. 607. 431.768.211.456.
Komputer
sebenarnya hanya mengenal pengkodean on dan off (digital), oleh karenanya semua
data yang dikirim dan terima adalah bilangan biner (hanya nol dan satu).
Misalnya ketika mengirim huruf Z maka melalui media kabel utp diciptakan
kondisi on dan off yang sangat cepat (ketika kabelnya dialiri listrik dianggap
1 dan ketika tidak dialiri listrik dianggap 0) sehingga membentuk angka angka
biner 10100100. Setelah data biner sampai ke komputer tujuan barulah
diterjemahkan kembali kedalam bentuk huruf.
Sama
seperti hal diatas, bentuk IP Address yang berupa bilangan desimal sebenarnya
adalah bilangan biner yang diterjemahkan agar mudah di ingat manusia. pada
setiap titik pemisah ip address adalah terdiri dari 8 bilangan biner sehingga
totalnya menjadi 32 bit biner.
contoh penulisan ip
address = 192.168.1.1 padahal sebenarnya adalah =
11000000.10101000.00000001.00000001
Cara mengatur
settingan IP Adress
1.
Klik kanan icon
network anda
Jika
anda menggunakan wifi icon akan berbentuk seperti sinyal / wifi
Jika anda menggunakan kabel LAN icon akan berbrntuk seperti gambar berikut
Jika anda menggunakan kabel LAN icon akan berbrntuk seperti gambar berikut
2.
Pilih “Open
Network and Sharing Center”
3. Lalu klik pada network yang anda gunakan
4.
Lalu pilih
“Details..”
Untuk cara no 4 & 5 hanya di lakukan jika di tempat anda terdapat koneksi internet, jika tidak ada langsung menuju step ke-6.
Untuk cara no 4 & 5 hanya di lakukan jika di tempat anda terdapat koneksi internet, jika tidak ada langsung menuju step ke-6.
5.
Lalu catat pada
bagian IPv4 Address
Pada step ini anda perlu mencatat IP anda dan Gateway anda, agar anda bisa tetap bisa terhubung dengan internet
Pada step ini anda perlu mencatat IP anda dan Gateway anda, agar anda bisa tetap bisa terhubung dengan internet
6. Pilih Properties
7. Pilih / Double klik pada “Internet Protocol Version 4
(TCP/IPv4)”
8. Lalu pilih Pilih “Use the followong IP address“.
Jika di tempat anda terdapat koneksi internet anda bisa isi IP anddress, Subnet mask dan Default Geteway seperti yang tertera sebelumnya (pada no 5).
Jika di tempat anda terdapat tidak terdapat koneksi internet anda bisa isi sesuai berikut :
IP Address : 192.168.1.2
Subnet mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.1.1
dan untuk settingan client bisa isi sama seperti di atas hanya bisa IP addressnya saja, bisa di isi urut 192.168.1.3 dst.
Jika di tempat anda terdapat koneksi internet anda bisa isi IP anddress, Subnet mask dan Default Geteway seperti yang tertera sebelumnya (pada no 5).
Jika di tempat anda terdapat tidak terdapat koneksi internet anda bisa isi sesuai berikut :
IP Address : 192.168.1.2
Subnet mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.1.1
dan untuk settingan client bisa isi sama seperti di atas hanya bisa IP addressnya saja, bisa di isi urut 192.168.1.3 dst.
Jika
sudah selesai klik OK
9.
Pilih Ok lagi.
Komputer anda sudah tersetting ipnya.
Komputer anda sudah tersetting ipnya.
0 komentar:
Posting Komentar